Bocah 5 Tahun Punya "Tangan Ketiga"

Sekilas tak ada yang aneh pada Rendi Sihurer (5), buah hati Faisal Sihurer yang tercatat sebagai warga Kampung Islam, Kelurahan Papusungan, Kecamatan Lembeh Selatan, Pulau Lembeh, Bitung, Sulawesi Utara. Gelak tawa dan keriangan terus menghiasi wajahnya.

Sehari-hari Rendi juga terlihat asyik bermain dengan teman-teman sebayanya. Namun, siapa kira di balik pakaian yang membalut tubuhnya, persisnya di bagian punggung, terdapat daging tumbuh yang menyerupai tangan. Disebut demikian karena di bagian ujungnya terlihat kuku.

Rendi mengaku tidak terganggu dengan keganjilan itu. Dia juga mengaku tak merasa sakit dengan daging tumbuh di bagian punggungnya. "Tidak sakit," ucapnya lugu, ketika ditemui pada Sabtu (17/4/2010).

Hebatnya, dia juga tak lantas rendah diri dengan keadaan tubuhnya. Sebaliknya, dia tetap mengisi hari-harinya seperti bocah seusianya, misalnya bermain sepak bola di pantai. Ketika bermain bola pun dia tak mengenakan baju sehingga "tangan ketiganya" terlihat menonjol di punggungnya. "Tidak," jawab Rendi ketika ditanya apakah dia tidak merasa terganggu.

Faisal mengaku, sewaktu istrinya hendak melahirkan, dia tidak merasa ada keanehan, apalagi pertanda seperti firasat.

"Sudah sejak dari lahir," ucap Faisal yang mengaku mempunyai empat anak, dengan tiga di antaranya masih berada di tengah keluarga lantaran si sulung sudah lebih dulu kembali ke pangkuan Tuhan YME. "Rendi anak saya bungsu," akunya. Dia mengungkapkan, sehari-hari tidak ada keluhan dari buah hatinya itu.

Namun memang, katanya, kalau tangan itu ditarik barulah Rendi merasa kesakitan karena di tangan itu terdapat tulang rawan yang menyatu dengan punggung anaknya. "Kalau ada yang tarik dia kesakitan," ungkap Faisal menirukan pengakuan buah hatinya.

Faisal mengaku ingin sekali anaknya dapat dioperasi sehingga daging menyerupai tangan yang tumbuh di punggung buah hatinya bisa disingkirkan. Namun, pendapatannya sebagai pekerja serabutan membuat keinginan itu untuk sementara dipendamnya dalam-dalam.

Dia mengaku ingin sekali membawa anaknya ke dokter. Ia juga mengaku tergoda hendak menggunting kuku yang tumbuh di "tangan ketiga" buah hatinya. Namun, "Saya tidak ada uang untuk membiayai operasi," ucapnya dengan mata menerawang.

Sehari-hari dia mengaku menghidupi keluarga dengan menjadi kuli bangunan. Itu pun tidak setiap hari ada pekerjaan. Kini, dia hanya dapat berdoa sembari menunggu uluran tangan dermawan yang ingin membantu menjawab mimpinya.

"Sekarang dia tidak merasa minder karena masih kecil. Yang saya takutkan kalau dia sudah besar nanti merasa minder," aku Faisal. Anda ingin menjadi dermawan itu?

diambil dari KOMPAS.com

Pentagon: Iran Perlu 3-5 Tahun untuk Ciptakan Bom Atom

WASHINGTON--aktivitas nuklir Iran terus menjadi sorotan. Baru-baru ini Pentagon mengeluarkan data yang menyebut negara ini mampu memproduksi uranium skala besar untuk membuat satu bom atom paling tidak satu tahun dan merakitnya menjadi bom atom dalam tiga sampai lima tahun.

Jangka waktu baru itu dipresentasikan kepada Kongres setelah Presiden Barack Obama menekan Cina yang enggan mendukung sanksi terhadap Iran. Saat ini, dinas rahasia AS tengah menyelesaikan sebuah laporan prakiraan intelijen nasional yang baru untuk menakar kemajuan nuklir Teheran.

Letnan Jenderal Ronald Burgess, direktur Badan Intelijen Pertahanan, mengatakan, informasi yang tersedia menunjukkan kegiatan di pabrik pengayaan uranium Iran di Natanz yang memproduksi uranium skala kecil. Saat ini, belum ada aktivitas membuat uranium skala besar pada tingkat yang diperlukan untuk senjata nuklir.

Ketika ditanya berapa lama waktu yang dibutuhkan Iran untuk memproduksi cukup uranium yang sangat diperkaya untuk senjata nuklir tunggal jika pimpinan memutuskan untuk melakukannya, Burgess mengatakan kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat, "Satu tahun."

Jenderal James Cartwright, wakil ketua Kepala Staf Gabungan Militer AS mengamini. Menurutnya, "Mereka memang memiliki uranium yang diperkaya cukup rendah sekarang, jika mereka lebih diproses dan diperkaya, bahwa dalam satu tahun ... mereka akan memiliki bahan cukup untuk satu senjata. "

Tapi perkiraan satu tahun disebut hanya untuk berapa lama waktu Iran untuk memproduksi cukup bahan untuk senjata. Jauh lebih banyak waktu akan diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pada sebuah bom, seperti perakitan dan pengujian, kata para pejabat.

"Pengalaman membuktikan, paling tidak tiga hingga lima tahun untuk siap menjadi sebuah senjata," kata Cartwright dalam panel itu.

Negara-negara Barat khawatir Iran ingin mengembangkan senjata nuklir dengan alasan program atom sipil. Teheran mengatakan program ini hanya ditujukan untuk tujuan damai.

diambil dari : Reuters

Di Mata ABG, Seks Oral Bukan Hubungan Intim

Bicara soal seksualitas, batasan untuk kegiatan bercinta bagi para remaja ternyata hanya berupa penetrasi penis ke vagina. Lain dari itu tidak dianggap sebagai bentuk hubungan seks.
Hasil sebuah jajak pendapat terhadap 477 mahasiswa berusia 20-24 tahun di Amerika Serikat menunjukkan bahwa mayoritas setuju, kegiatan bersenggama merupakan sebuah hubungan intim. Walau begitu, hanya satu dari lima mahasiswa (20 persen) yang berpendapat bahwa seks oral juga merupakan sebuah bentuk hubungan seks.
Para pakar mengatakan, pandangan remaja mengenai seks oral ini adalah sebuah pergeseran pola pikir yang signifikan sejak 1991. Pada saat itu, survei menunjukkan bahwa hampir dua kali lipat atau sekitar 40 persen remaja menganggap kontak oral-genital sebagai bagian dari bentuk hubungan intim.
Para ahli pun tidak terlalu kaget dengan pergeseran pemikiran ini. Fenomena ini diperkirakan adalah bagian dari pengaruh kasus mantan Presiden AS, Bill Clinton, dengan kekasihnya Monica Lewinsky. Pada suatu kesempatan, Clinton memang pernah berkilah bahwa apa yang dilakukannya dengan Lewinsky bukanlah hubungan intim.
"Saya tidak pernah berhubungan seks dengan perempuan itu," kata Clinton dalam pembelaan dirinya setelah Lewinsky mengaku pernah melakukan seks oral dengan Clinton saat bekerja di Gedung Putih.
"Seperti Presiden Clinton, remaja dan orang dewasa muda sering membalikkan arti kata seks oral, tergantung pada citra apa yang mereka tampilkan, yakni berpengalaman atau kurang pengalaman," kata Jason D Hans, dalam laporan penelitiannya berjudul Sex Redefined: The Reclassification of Oral-Genital Contact.
Para ahli pun menilai, seks oral semakin menjadi tren dalam beberapa tahun terakhir karena dianggap lebih aman dibanding perilaku seks lainnya. Padahal, kontak secara oral pada organ genital dapat menularkan penyakit menular seksual, seperti herpes, sifilis, gonorea, HPV, bahkan HIV.
Para ahli juga meminta para guru dan pendidik untuk meningkatkan upaya pemahaman tentang seks oral kepada remaja dan menjelaskan bagaimana perilaku seks ini menjadi pemicu menyebarnya penyakit menular seksual (PMS). Penelitian ini dimuat dalam jurnal Perspectives on Sexual and Reproductive Health edisi Juni 2010.
new york diambil dari kompas.com

Lawan Predator Online, Facebook Buka Safety Center

Untuk melawan aktivitas para predator maya yang banyak mengincar anak-anak dan gadis muda, Facebook membuka Safety Center. Di layanan ini tersedia informasi menyeluruh dan kiat-kiat bagi anak, orangtua, aparat penegak hukum, dan para guru untuk menghindari jebakan para penjahat di dunia maya tersebut.

Ini merupakan tindak lanjut dari pembentukan Safety Advisory Board pada Desember 2009 lalu. Melalui organisasi tersebut, Google berupaya mengatasi pelecehan di internet dengan menjalin kerja sama bersama sejumlah organisasi yang peduli seperti Common Sense Media, ConnectSafety, WiredSafety, Childnet International, dan The Family Online Safety Institute.

"Kami ingin pendekatan untuk meningkatkan rasa aman bisa dilakukan secara sederhana, mudah, dan efektif," ujar Elliot Schrage, eksekutif Facebook dalam pernyataannya, Rabu (14/4/2010).

Dalam Safety Center tersebut diberitahukan banyak hal secara deskriptif menghadapi para predator maya. Misalnya kiat praktis mengenali mereka, tindakan yang harus diambil begitu mendapat ancaman, dan bagaimana cara menghindarinya. Di sana juga tersedia link untuk melaporkan pengguna Facebook yang terindikasi predator.

Banyak kasus, anak-anak menjadi korban rayuan para pedofil. Tak jarang di antaranya yang berakhir tragis dibunuh pelaku. Gadis muda juga sering menjadi korban para 'penjahat kelamin' yang memanfaatkan Facebook dengan berpura-pura menjadi orang baik-baik.
diambil dari kompas.com

Lama gak baca buku

Pisau yang lama tak di asah? jadi "tumpul"
otak ini juga dah lama gak dipupuk ama buku organik2 dan anorganik baik
lokal maupun import.
jadi kosong dan repost isi posting-annya

Memahami Komunisme Bersama (ala) Gus Dur

Eksistensi komunisme atau marxisme-leninisme di Indonesia dan dunia merupakan kenyataan sejarah. Gus Dur persis mengamini komunisme sebagai paham yang harus dilihat secara utuh. Tidak boleh bopeng atau sepintas politis dan formal saja. Melalui artikel yang ditulisnya pada tahun 1982; “Pandangan Islam tentang Marxisme-Leninisme”, Gus Dur mengajak khalayak pembacanya mengkaji lebih rinci hubungan Islam dan Komunisme.
Dilihat dari konteks geo-politik dan sosio-politik Indonesia saat itu, artikel ini mengajak umat Islam untuk mengerti dan memahami komunisme dengan jernih dan obyektif. Secara umum, Gus Dur membaca hubungan diametral-konfrontatif Islam vis a vis komunisme. Kemudian menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan keberhadapan tersebut. Baik secara politis maupun ideologis. Pada akhirnya, Gus Dur melihat adanya titik-titik persamaan -bukan titik sambung- keduanya dalam aneka dimensi.
Pertentangan komunisme dan Islam
Islam dan komunisme linea recta bertentangan dalam banyak hal. marxisme-leninisme menganggap agama sebagai opium (candu) yang hanya akan membuat rakyat mabuk dan alpa akan perjuangan strukturalnya merebut alat-produksi dari tangan kaum kapitalis. Meskipun Islam mengandung semangat antikapitalisme. Bagi paham ini, Islam hanyalah kontradiksi internal dalam tubuh kapitalisme yang terus-menerus mengevaluasi dirinya. Doktrin ini merupakan dialektika ekstrem filsafat marxisme yang menyandarkan diri pada materialisme belaka.
Sementara Islam, betapapun praktisnya secara duniawi, masih berdasar pada spiritualisme yang sulit dibuktikan secara empiris, apalagi dengan pisau analisa materialisme Marx. Nalar yang berseberangan ini pada gilirannya membenturkan keduanya dalam fungsi kemasyarakatan. Landasan komunisme yang rasional melulu, tentu sulit bertemu dengan ajaran-jaran Islam yang berasal dari wahyu-wahyu. walaupun Islam memiliki cakrawala rasional dan pragmatisnya sendiri dalam mengatur kehidupan masyarakat.
Maka tidak heran bila para budayawan, pemikir, dan ideolog serta forum-forum formal Islam mengidentifikasi komunisme sebagai “ideologi lawan” yang musti tuntas ditolak. Salah satu bentuk penolakan ini adalah dengan memposisikan Islam di antara kapitalisme dan komunisme. Islam dipahami sebagai jalan tengah dan yang terbaik.
Persinggungan dan perselingkuhan
Namun anehnya, komunisme justeru mampu tumbuh subur di lingkungan bangsa muslim mana pun di seluruh dunia. Dan lebih menarik lagi, ada upaya berkesinambunganan dalam meramu ajaran islam dengan paham komunisme. Gus Dur pun mengungkap kesamaan orientasi keduanya. Komunisme bersumber pada kolektivisme dan masyarakat Islam pertama di Madinah memiliki tradisi kesederhanaan hirarki. Keduanya sama-sama memiliki semangat egalitarianisme dan populisme yang besar.
Menurut Gus Dur, tinjauan hubungan Islam dan komunisme selama ini seringkali bersifat dangkal. Sehingga gagal memahami pemisahan sikap Islam yang dirumuskan secara resmi dan “sikap Islam” yang hidup dalam praktik. Menggunakan pendekatan vocabularies of motives-nya Bryan Turner dalam buku terkenal Weber and Islam (1974:142) Gus Dur kemudian mengulas prilaku kaum muslim dalam menyikapi komunisme.
Gus Dur dengan fasih mengetengahkan bagaimana paham komunisme yang secara formal dilarang di Libya. Namun doktrin politik Khadafi diliputi banyak unsur komunisme. Secara faktual, terdapat “kelompok pelopor revolusi” dan “dewan-dewan rakyat” (al-jamariyah) yang diadopsi dari konsep-konsep komunisme.
Dengan perspektif ini, Gus Dur juga menyodorkan praktik perselingkuhan Islam dan komunisme yang berbeda-beda. Mulai dari Khadafi dan Masoud Rajavi yang menolak komunisme secara prinsipiil tapi menggunakan analisis perjuangan kelas. Jamal Abdul Nasser di Mesir yang menolerir kehadiran pemimpin-pemimpin komunis selama tidak melakukan aktivitas subversif. Sikap ini diikuti rezim sosialis Ba’ath di Irak dan Syiria. Sampai perbedaan ideologis yang dijembatani kesamaan orientasi dalam kasus Partai Tudeh di Iran. Padahal gerakan gerilya Fedayen E-Khalq yang juga marxis-leninis di Negara tersebut terus-menerus diburu rezim revolusi Islam.
Gus Dur menegaskan bahwa memahami hubungan Islam dan komunisme, tidak dapat begitu saja dilakukan generalisasi. Butuh banyak kacamata agar sampai pada kesimpulan yang tidak keliru. Gus Dur bahkan berani meramalkan bahwa akan muncul varian lain dari pola hubungan keduanya. Salah satu proyeksinya adalah hasil akhir ideologis dari upaya intelektual dalam meramu keduanya. Karena Gus Dur melihat prospek kajian serius yang dilakukan oleh Mohammad Arkoun dan Ali Merad, serta berkembangnya pemahaman “humanis” atas Marxisme-Leninisme sehingga membawa membawa angin segar berupa apresiasi lebih terhadap wawasan keagamaan.
Konteks Indonesia
Sementara di Indonesia, bagi Gus Dur; penolakan terhadap Marxisme-Leninisme melalui ketetapan MPR hanya mampu dijelaskan dengan kenyataan bahwa kaum muslimin telah dua kali dikhianati kaum komunis pada tahun 1949 dan 1965. Kesimpulannya, penolakan demikian lebih berwatak politis daripada ideologis.
Kenyataan tersebut yang kemudian didramatisasi oleh pemerintah orba. Stigma negatif tentang komunisme yang luas berkembang di masyarakat, dipanaskan dengan kampanye massif pemerintah tentang bahaya laten komunisme. Dan didukung oleh strategi politik AS dalam membendung penyebaran komunisme internasional.
Gus Dur lalu memperjuangkan gagasannya tidak hanya dengan perumusan-perumusan konseptual. Melainkan juga dengan tindakan-tindakan yang mengambil berbagai risiko politik. Terbukti ketika menjabat sebagai Presiden RI, Gus Dur mengusulkan pencabutaan TAP MPRS No XXV/1966 tentang larangan komunisme, supaya terwujud rekonsiliasi nasional. Usul ini tak urung melahirkan pro-kontra di masyarakat. Namun Gus Dur tetap bergeming sebagai demokrat sejati demi mempertahankan apa yang diyakininya benar dalam proses demokratisasi di negeri ini.
Percaturan politik dunia pun telah berubah secara drastis. Gus Dur menulis tentang komunisme ketika dunia masih diselimuti nuansa perang dingin, sementara perang dingin telah lama berakhir. Panggung internasional pun pernah secara radikal mengubah musuh baru Barat, dari komunisme menjadi Islam sejak tragedi 11 Sepetember 2001.
Namun satu hal yang pasti, Gus Dur telah begitu berani memahami segala sesuatu secara tuntas.